Senin, 31 Mei 2010

29 Mei 2010 - 1 Juni 2010

lima hari ini aku mengamati beberapa fenomena di tempatku berada, bagaimana menurutmu mengenai hal ini :

1. di sebuah objek wisata di jawa barat, tempak seorang anak kecil, mungkin berusia 5 tahun,, setia menemani ayahnya berjualan es krim. berjalan ke sana ke mari,, namun tak tampak raut wajah si anak cemberut,,Subhanalloh..

2. lagi, di sebuah objek wisata pegunungan,,ku temui seorang anak kurang lebih berusia 6-7 tahun,,namun sikapnya tak mencerminkan usia nya,,seperti orang dewasa yang berbicara..ia bekerja menawari para pengunjung untuk berwisata dengan jasanya seagai guide menuju sebuah mata air..subhanalloh..

3. di sebuah kota besar di jawa barat, di jalan-jalan utama kota itu pada sore hari..ku melihat sekelompok mahasiswa, dengan dandanan bermacam-macam, yang mencerminkan mereka adalah orang berkecukupan. Mereka berkumpul di samping mobil yang sedang berhenti ketika lampu traffic light merah. salah satu dari mereka menggoyangngkan sebuah botol berisi beras, yak mereka mengamen.. aku sempat berfikiran, apa motivasi mereka melakukan itu... ada yang bilang " untuk tambahan uang saku" ada juga yang bilang " untuk gali dana kegiatan.." untuk alasan yang kedua, kalo memang untuk galang dana, knp mereka ga pake atribut acara mereka..tapi untuk alasan apa pun... apakah ini salah satu wujud kreaifitas mahasiswa ato hanya "..........................." wallohua'lam, aku ga tau..


4. ketika aku makan di depan kos, dari kejauhan aku melihat seorang anak berusia 4 tahunan,,berjalan di depan ibuny..ia menengadahkan tangan pada orang yang ada di jalan2,,dan mungkin tampak agak memaksa,,berjalan dari orang satu ke orang yang lain.. dan ibunya hanya mengawasi dari belakang..
astaghfirulloh..apakah ini..

Kamis, 27 Mei 2010

27 Mei 2010

alhamdulillah ya Rabb...

atas nikmat yang luar biasa Engkau berikan padaku..

ku sadari...

Engkau telah berikan kesempatan padaku untuk bertemu orang-orang yang mencintaiMu...

Keluargaku yang setia tulus membimbingku melangkah di JalanMu..

dia yang sabar menuntunku, menuju cahayaMu..

Mereka yang selalu mengisi dan mewarnai hariku yang indah...

beliau yang selalu memberiku pelajaran hidup meraih RidhoMu...

ia yang mengajarkanku mengerti indahnya cintaMu...

sungguh kesempatan yang tak ternilai..

menjadi warna yang indah dalam hidupku..





Ya Alloh, aku mohon dekatkanlah aku dengan cintaMu..

dengan orang-orang yang mencintaiMu..

dan segala hal yang membuatku dekat dengan cintaMu...

Jumat, 21 Mei 2010

teruntuk seorang sahabatku...

Alloh memberikanku kesempatan yang sungguh indah..
Seorang yang tak kusangaka menjadi sahabatku..
hadir dalam perjalananku...
Dengan sabar ia membimbingku..
Menjadikanku lebih kuat..
Menjadikanku lebih luas dalam memandang dunia...
Menjadikanku memiliki hati yang lebih ikhlas..
Menjadikanku lebih mencintai Nya...
Alhamdulillah..
Alloh telah menganugrahkanku sahabat yang luar biasa...
^____^

Kamis, 20 Mei 2010

21 Mei 2010

teringat kata salah seorang teman...

"orang bijaksana adalah orang yang mempunyai welas asih dan pemaaf"

yaa..kurang lebih seperti itulah kata-katanya..atau singkatnya "IKHLAS"
setelah kupikir-pikir benar juga pesan itu,welas asih dan pemaaf..
bahkan, Alloh pun memerintahkan kita untuk menjadi seorang yang pemaaf dan menjadikan seseorang memiliki rasa kasih sayang..

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." (QS.Al-A’raf:199)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (QS.Maryam:96)


"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS.Al-Imron:134)

setiap manusia pasti pernah menemui yang namanya masalah, ujian, pertentangan.entah itu dengan seseorang maupun kondisi..tak terlepas aku, yang memang manusia biasa, dalam perjalanan hidup penuh liku-liku..

Selasa, 18 Mei 2010

KOMA

Koma adalah keadaan turunnya kesadaran yang terberat, dimana penderita tidak bereaksi lagi terhadap rangsang nyeri.Koma terjadi bila terdapat gangguan/kerusakan pada pusat kesadaran di midbrain dan atau talamus. Merupakan salah satu kedaruratan sistem saraf pusat.

Penyebab :
A. Penyakit intrakranial
a. Trauma susunan saraf pusat
b. Gangguan peredaran darah
c. infeksi SSP
d. Tumor SSP
e. Serangan-serangan, kejang dan epilepsi
f. Penyakit degeneratif SSP
g. Peninggian tekanan intra kranial

B. Penyakit ekstrakranial
a. Vaskuler : syok, payah jantung akut, hipertensi, hipotensi
b. Metabolik : asidosis diabetik, hipoglikemi, koma uremi hepatik, hipoksi, ketidak seimbangan elektrolit
c.Keracunan : alkohol, barbiturat, narkotik, CO, penenang lain
d. Infeksi sistemik berat : pneumonia, malaria, tifoid
e. lain-lain : hipertermi, hipotermi, syok listrik, syok anafilaktik

Diagnosis :
A. Aloanamnesis
B. Pemeriksaan fisik :
a. Tingkat kesadaran
b. Fungsi Vital :
- Suhu tubuh
* naik --> infeksi sistemik, gangguan thermoregulator, heat hyperpyrexia (disertai kulit kering)
* turun --> Keracunan barbiturat, kegagalan sirkulasi perifer, miksedema
- pernafasan
* lambat --> keracunan morfin, keracunan barbiturat, hipotiroid
* dalam dan cepat -->pneumonia, DM, uremi dan penyakit intrakranial
* cheyne-stokes --> peninggian TIK, kerusakan batang otak
- Nadi
*lambat --> heart blok hipertensi, peningkatan TIK
* cepat --> irama jantung ektopik, gangguan peredaran darah di otak
- Tekanan darah
* tinggi --> perdarahan otak, ensefalopati hipertensi
* rendah --> keracunan alkohol, keracunan barbiturat, infark jantung, septikemi, penyakit Addison
- kulit
* sianosis
* merah terang --> keracunan CO
* memar --> trauma
* bengkak - hiperemia wajah dan mata
* teleangiektasi-->keracunan alkohol
* pucat --> perdarahan
* banyak keringat --> hipoglikemi, syok
* kering --> asidosis diabetik, uremi
* turgor menurun --> dehidrasi
- bau napas
* alkohol
* aseton/ buah busuk --> koma diabetikum
* amoniak/urin --> uremi
* busuk --> koma hepatikum
- Susunan saraf
* tes rangsang nyeri di daerah supraorbital, sternal, bagian dalam lengan atau paha
* bila gerak fleksi leher mengalami tahanan --> iritasi selaput otak
* seluruh gerak leher mengalami tahanan --> rigiditas umum, kelainan spina servikalis
* hemiparese dan kelainan sesisi lain
- Pemeriksaan lain untuk mencari penyebab penyakit penyerta dan komplikasi
- Pemeriksaan penyerta
- darah --> rutin, ureum, gula darah, fungsi hati, kultur
- urin --> protein, glukosa, aseton, sel, kultur
- Punksi lumbal --> tekanan, sel, glukosa, protein
- radiologik --> tulang tengkorak, angiografi

Sumber : purwadiantoro. A dan Sampurna B. 2000. Kedaruratan Medik. Jakarta:Binarupa Aksara

18 Mei 2010

18 Mei 2010

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.Annur:35)

bissmillah..... alhamdulillah, hari ini Alloh mengingatkanku..

Hari ini adalah jadwalku konsultasi draft proposal dengan seorang dosen di rumah sakit. Dalam perjalanan, aku menemui banyak sekali cerita..ternyata memang banyak sekali orang disekitarku yang kurang beruntung.. T.T

Selesai ujian, aku dan seorang temanku segera berangkat menuju rumah sakit, kebetulan saja temanku juga ada keperluan di sana. Setibanya di rumah sakit, aku langsung menempatkan motor biruku di halaman parkir rumah sakit. Sekitar beberapa meter dari tempatku parkir, ada tempat pembuangan sampah. Bertumpuk-tumpuk sampah menebarkan aroma busuk, sangat busuk, bahkan kami pun tak tahan ada didekatnya, mau muntah rasanya.  Lalu segera saja aku tinggalkan tempat itu, dan langsung menuju ke dalam. Karena jadwal dokter yang sibuk, maka aku percepat langkahku menuju ruang PICU (pediatric intensive care unit) dimana dosenku sering transit setelah visite. Sesampainya di ruang picu, aku melihat beberapa bayi dan balita, tergeletak lemas berada di bed tidur dengan berbagai macam alat medis terpasang di tubuh. Orang tuanya dengan sabar duduk di samping bed si anak, membelai lembut si anak, mungkin dalam hatinya sedang menangis dan berdoa untuk kesembuhan anaknya. Sedih melihatnya, anak sekecil itu, dimana teman-teman sebayanya sedang asyik bermain, merasakan kasih sayang orang disekitarnya, namun ia harus tergeletak dengan penyakitnya bahkan mungkin ia tak tahu kalau ia sedang dibelai ibunya, ia harus berjuang melawan penyakitnya. Tak pernah terpikir dalam benakku, apa yang terjadi pada anak-anak seperti itu, di usianya yang masih muda, seharusnya matanya berbinar penuh harapan dan angan.


Beberapa saat aku berada di PICU, seorang perawat memberitahuku, bahwa dosen yang ku tunggu sedang visite. Ya sudahlah, memanfaatkan waktu menunggu, aku mengantar temanku dulu ke SMF bedah. Alhamdulillah, Alloh mempermudah jalanku, di tengah perjalanan, aku bertemu dengan dosen yang ku tunggu. Segera saja aku menghampirinya, dan menyampaikan maksud untuk mengumpulkan draft. Alhamdulillah, keperluanku dengan dosen selesai. Kami segera melanjutkan perjalanan ke SMF bedah, untuk menyelesaikan keperluan temanku. Begitu semua terselesaikan, kami bermaksud mengisi perut kami yang sedari pagi belum terisi. (lapaaarr.. :b )
Kami menuju food court setempat. Dalam perjalanan, lagi-lagi aku diingatkan oleh Alloh. Aku berjalan melewati ruang hemodialisa ( cuci darah) bagi para penderita ginjal. Dimana setiap waktu mereka harus mencuci darahnya, dikarenakan ginjal yang ada di dalam tubuhnya sudah tidak mampu melakukan kerjanya dengan optimal. Seketika, pikiranku melayang pada seorang pria separuh baya, yang saat ini bekerja di rumah kakak dari kakekku, sebut saja Bapak X. Ia adalah seorang penderita gangguan ginjal. Setiap meinggu ia harus mencuci darah dua kali seminggu. Hemodialisa berfungsi sebagai pengganti ginjal, disaat ginjal tak mampu melakukan fungsinya, dimana ginjal yang seharusnya mampu mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun dari peredaran darah melalui proses difusi, osmosis serta ultra filtrasi. Pada penderita gangguan ginjal, sisa metabolisme dan racun yang ada di dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan dan menumpuk dalam darah, dan akibatnya akan fatal dan menganggu metabolisme sistemik tubuh. Bapak X, harus menghabiskan biaya yang sangat banyak tiap kali hemodialisa, padahal satu minggu ia melakukannya 2 kali, berarti dalam satu bulan ia harus mencuci darahnya sebanyak 8 kali. Jika 8 kali cuci darah dikalikan dengan biaya adminstrasinya, entah berapa banyak biaya dan derita penyakit yang ia rasakan.


Setelah makan siang selesai, kami memutuskan untuk pulang. Aku kembali melewati tempat pembuangan sampah yang ada di halaman parkir,ehmm..masih bau yang sama..bau busuk,.. Ketika aku iseng menengok tempat pembuangan tersebut, ternyata di dalamnya ada seorang pemuda yang sedang mengais sampah. Astaghfirulloh, ternyata ia sedang mencari sesuap nasi dengan memulung. Begitu beratnya ia bekerja, menahan bau busuk disekitarnya, yang bahkan aku sendiri tidak kuat berlama-lama mencium bau yang menyengat dari sampah yang menggunung itu. Ia harus bertahan di dalamnya, demi mencari penghidupan....


Alloh sangat menyayangiku, Ia telah memberiku banyak nikmat, masa kecil yang indah, kesehatan yang begitu mahal dan Ia berikan segalanya untukku, serta kecukupan... namun, Astaghfirulloh, aku merasa malu, sangat malu..dengan begitu banyaknya nikmat yang Ia berikan padaku, aku malah sering melupakanNya...Astaghfirulloh..


"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah."
(QS. An-Nissa:28)

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS.Ar-Rahman:13)

Senin, 17 Mei 2010

AIR SUSU IBU (ASI)

1. Definisi

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. (Depkes RI, 2005) Pemberian ASI adalah periode ekstra gestasi dengan payudara sebagai “plasenta eksternal”, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak terputus begitu dia dilahirkan ke dunia. Demikian pula dengan memberikan ASI sedini mungkin segera setelah bayi lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. (Soetjiningsih, 1994)

2. Komposisi

Komposisi ASI terdiri berbagai macam zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh bayi, di antaranya adalah tauri, Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA), beberapa zat protektor penting serta zat-zat gizi lainnya seperti tabel 1 pada lampiran.

Taurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak terdapat dalam ASI dan tidak terdapat dalam air susu sapi. (Depkes RI, 2002) Taurin berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk maturasi sel otak. (Depkes RI 2002) Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa efek dari defisiensi akan berakibat gangguan pada retina mata. (Depkes RI, 2002)

Air susu ibu mengandung banyak asam lemak tidak jenuh berantai panjang (LCPUFA), selain LA dan ALA yang esensial, juga terdapat AA dan DHA yang sebenarnya dapat disintesis dari LA dan ALA. (Suradi R, 2001; Tangkilisan H. A. dan Lestari H, 2001) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty-acids) diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. DHA dan AA yang terdapat dalam ASI, jumlahnya sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak dikemudian hari. Disamping dapat diperoleh secara langsung, DHA dan AA dalam tubuh dapat disintesa dari substansi pembentuknya yaitu masing-masing dari omega 3 (Asam Linolenat) dan omega 6 (Asam Linoleat). (Depkes RI, 2002)

Kemudian, untuk faktor-faktor protektif, di antaranya adalah imunoglobulin, lisozim, laktoperiodase, faktor bifidus, faktor anti stafilokokus, laktoferin dan transferin, komponen-komplemen, sel makrofag dan netrofil, lipase serta lekosit.

Imunoglobulin terdiri dari lgA, lgM, lgD dan lgE. (Hadi, 2005) IgA kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum dibandingkan dengan ASI. Sekretori IgA tidak diserap, tetapi melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan. (Depkes RI, 2002)

Lisozim terdapat dalam ASI sebanyak 6 – 300 ml/1.000 ml dan kadarnya bisa meningkat hingga 3.000 – 5.000 kal lebih banyak dibandingkan kadar lisozim dalam susu sapi. Enzim ini mempunyai fungsi bakteriostatik terhadap enterobakteria dan kuman gram (-), juga berperan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus. (Hadi, 2005) Enzim ini aktif mengatasi bakteri E. coli dan Salmonella. (Depkes RI, 2002) Peran laktoperiodase bersama dengan perokdase hidrogen dan tiosianat akan membantu membunuh streptococcus. (Hadi, 2005)

Faktor bifidus merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen. Mempunyai konsentrasi di dalam ASI 40 kali lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi yang ada di susu sapi. Fungsi faktor ini untuk mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti kuman E.coli patogen. Sedangkan faktor anti stafilokokus merupakan asam lemak dan melindungi bayi terhadap penyerbuan stafilokokus. (Hadi, 2005)

Laktoferin dan transferin, protein-protein ini memiliki kapasitas mengikat Fe / zat besi dengan baik hingga mengurangi tersedianya zat besi bagi pertumbuhan kuman yang memerlukan. (Hadi, 2005)

Sistem komplemen dalam ASI terdiri dari 11 protein serum yang dapat dibedakan satu sama lain dan dapat diaktifkan oleh berbagai zat seperti antibodi, produksi kuman dan enzim. Komplemen C3 dan C4 terdapat dalam ASI. Dalam kolostrum terdapat konsentrasi C3 lebih tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor pertahanan yang berarti. (Hadi, 2005)

Sel makrofag dan netrofil dapat melakukan fagositosis itu terhadap Stafilokokus, E.coli dan Candida albicans. (Hadi, 2005) Sedangkan lipase merupakan zat antivirus (Hadi, 2005)

Selama dua minggu pertama ASI mengandung lebih dari 4000 sel per mil lekosit. Terdiri dari tiga macam yaitu : a. Bronchus-Asociated Lymphocyte Tissue (BALT) yang menghasilkan antibodi terhadap infeksi saluran pernafasan, b. Gut Asociated Lymphocyte Tissue (GALT) yang menghasilkan antibopdi terhadap saluran pencernaan., c. Mammary-Asociated Lymphocyte Tissue (MALT) yang mneyalurkan antibodi melalui jaringan payudara ibu. Sel-sel ini yang memproduksi Ig.A, Laktoferin, lisosim dan interferon. Interferon menghambat virus tertentu. (Depkes RI, 2002)


3. Produksi ASI

Menurut produksinya ASI dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu kolostrum, ASI transisi dan ASI matang. Kolostrum adalah ASI yang keluar hari pertama sampai hari ke-4/ke-7. Cairan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah daripada susu, sebab mengandung sel hidup yang menyerupai “sel darah putih” yang dapat membunuh kuman penyakit. Air susu ibu (ASI) transisi adalah ASI yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi, dan volume akan makin meningkat. Sedangkan yang terakhir adalah ASI matang (Mature) merupakan ASI yang keluar setelah hari ke-14, dengan komposisi relatif konstan. (Utami R, 2005)


"Subhanalloh..Maha Besar Alloh, Alloh menciptakan manusia dengan detail yang masing-masing memiliki peran luar biasa.. bahkan kasih sayang seorang ibu yang tergambar dari adanya ASI....



"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS.Ar-Rahman:13)

TRIASE

I. Definisi

Triase berasa dari bahasa Perancis, trier, yang berarti "menseleksi", yaitu teknik untuk menentukkan prioritas penatalaksanaan pasien atau korban, saat sumber daya terbatas.


II. Prinsip

1. Menyeleksi pasien dan menyusun prioritas berdasarkan beratnya penyakit

2. Alokasi dan rasionalisasi sumber daya

"The greatest good for the greatest number"

Perhatian dititikberatkan pada pasien dengan kondisi medis paling urgent dan paling besar kemungkinannya untuk diselamatkan.


III. Klasifikasi

1. Triase di UGD

Triase di UGD rumah sakit harus selesai dilakukan dalam 15-20 detik oleh staf medis atau non-medis (melalui training) sesegera mungkin setelah pasien datang. begitu tanda kegawatdaruratan teridentifikasi, penatalaksanaan dapat segera diberikan untuk menstabilkan kondisi pasien.

Emergency Triage Assesment and Treatment (ETAT) mengidentifikasi pasien anak dengan tanda gawat darurat yang paling sering terjadi di negara berkembang yang harus di utamakan untuk mendapatkan pertolongan segera, yaitu meliputi ABCD :

a. Airway : Obstruksi saluran nafas

b. Breathing : Penyakit saluran nafas lain seperti infeksi, dan penyakit lain yang mengakibatkan distress pernafasan berat

c. Circulation : Shock atau gangguan sirkulasi

d. Convulsion dan Coma : gangguan fungsi sistem saraf pusat seperti konvulsi dan koma

e. Dehydration : dehidrasi berat

Kelompok pasien dengan tanda prioritas yang perlu mendapat pertolongan segera tapi bukan keadaan emergency, yaitu : bayi usia kurang dari 2 bulan, demam sangat tinggi, trauma yang memerlukan pembedahan segera, tampak sangat pucat, keracunan, nyeri hebat, distress pernafasan, gelisah, irritable atau letargia, rujukan, malnutrisi berat, oedema kedua kaki dan luka bakar luas.

Prinsip Triase di UGD : Korban dengan kondisi medis paling berat ditolong lebih dahulu dengan semua sarana yang ada. Korban dengan kondidi medis paling ringan masuk daftar antrian.


2. Triase in-patient

Setting di unit perawatan, misal : ICU, kamar bedah dan unit rawat jalan


3. Triase Incident

Pada setting kecelakaan. Prioritas pada evakuasi dan penanganan pasien.


4. Triase Militer

Pada setting medan pertempuran. terdapat keterbatasan sumber daya.


5. Triase Bencana/Massal

Pada setting bencana dengan korban massal yang melebihi kemampuan sistem pelayanan kesehatan lokal dan regional.

Prinsip : "The greatest good for the greatest number"

Kategori bencana :

a. Bencana Alam (Natural Disaster)

b. Bencana karena tindakan manusia (Man-made disaster), misalnya kecelakaan industri yang berskala besar

c. Bencana kompleks. Misalnya konflik horizontal akibat SARA di suatu wilayah.

Anggota triase harus membuat keputusan sulit : yang mana pasien yag harus didahulukan untuk waktu dan sumber daya terbatas.

Korban dengan luka sangat berat tidak lagi menjadi prioritas utama penanganan; korban dengan prognosis yang lebih baik justru lebih diutamakan.

Dalam konsep triase bencana, proses triase terjadi pada beberapa titik, yaitu :

a. Triase primer

terjadi di lokasi bencana. Assesment dan penanganan korban sering ditetapkan berdasarkan kriteria yang sangat sederhana yang dapat dilakukan dengan cepat.

b. Triase sekunder

Dilakukan oleh dokter di UGD saat korban datang di rumah sakit. mereka menentukan prioritas pasien dengan menempatkan pasien ke unit-unit intervensi awal dan keputusannya lebih akurat. Tujuan akhirnya adalah untuk memberikan intervensi ABC awal (bukan resusitasi penuh)

c. Triase Tersier

Menentukan ke ruang mana pasien akan mendapatkan penanganan lebih lanjut, misalnya ke ICU, ruang operasi, atau ruang radiologi untuk mencari penyebab pasti, menegakkan diagnosis, dan memberikan penatalaksaan definitive dan menentukan prognosis pasien.


IV. Kategori

1. Segera- Immediate (I)- MERAH

Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal vasa besar dsb

2. Tunda-Delayed (II)-KUNING

Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas permukaan tubuh, dsb.

3. Minimal (III)-HIJAU

Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial.

4. Expextant (0)-HITAM

Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.




Sumber : Setijanto, Eko. 2010. Buku Pedoman Keterampilan Klinis. Surakarta : FK UNS

Manajemen Luka

Definisi Luka : terputusnya kontinuitas jaringan tubuh.
Tujuan manajemen luka : mendapatkan penyembuhan yang cepat dengan fungsi dan hasil estetik yang optimal

Penyebab keterlambatan penyembuhan luka :
1. Tidak mengidentifikasi masalah-masalah pada pasien yeng mempengaruhi penyembuhan luka
2. Penilaian luka tidak tepat
3. Antiseptik yang tidak tepat
4. Antibiotika topikal dan ramuan obat kurang tepat
5. Teknik balutan yang tidak tepat
6. Perawatan luka yang kurang sesuai
7. Tidak dapat memilih program perawatan luka yang sesuai
8. Tidak mengevaluasi manajemen luka yang diberi

Penyembuhan Luka ( Wound Healing )
4 Fase fisiologis penyembuhan luka :
1. Respons inflamasi akut : hemostasis, pelepasan histamin dan mediator inflamasi lain dari sel-sel yang rusak serta migrasi lekosit ke tempat luka.
2. Fase destruktif : pembersihan debris dan jaringan nekrotik oleh makrofag dan netrofil
3. Fase proliferatif : neovaskularisasi dan diperkuat dengan jaringan ikat.
4. Fase maturasi : adanya re-epitelisasi, kontraksi luka dan reorganisasi jaringan ikat

Perbedaan Luka Primer dan Luka Sekunder :
Luka Primer :
- Menyatukan kedua tepi luka dengan jahitan, plester, skin graft, flap
-
Hanya sedikit jaringan yang hilang
- Luka bersih
- Jaringan granulasi yang dihasilkan sedikit
- Re-epitelisasi sempurna dalam 10-14 hari, menyisakan jaringan parut tipis

Luka Sekunder :
-
Tidak ada tindakan aktif untuk menutup luka, luka sembuh secara alamiah
- Jaringan yang hilang cukup luas
- Jaringan granulasi yang dihasilkan banyak
- Luka terbuka sehinga kadang kotor
- Jaringan granuylasi yang dihasilkan banyak
- Jaringan parut luas dan hipertrofi, jaringan yang dihasilkan kurang kuat

Penilaian Luka (Wound Assesment)
2 hal penting yang pertama dinilai :
1. Adakah kegawatan
2. Luka akut atau kronis

Penilaian terhadap pasien :
1. Anamnesis :
a. Riwayat Luka : mekanisme, kapan, dimana, kontaminasi, perdarahan, faktor yang mempengaruhi luka
b. Keluhan yang dirasakan
c. Riwayat kesehatan dan penyakit pasien secara keseluruhan
d. Riwayat penanganan luka yg sudah diperoleh
e. Konsekuensi luka dan bekas luka bagi pasien.

2. Pemeriksaan klinis
a. Pemeriksaan tanda vital
b. pemeriksaan fisik umum : mencari tanda adanya faktor komorbid
c. Penilaian adanya infeksi :
- gejala dan tanda umum : demam, malaise, limfadenopati regional
- gejala dan tanda lokal : edema, eritema, rasa nyeri, peningkatan suhu lokal, gangguan fungsi (respon inflamasi)
d. Penilaian terhadapa kerusakan struktur di bawah luka


Perdarahan :
1. Perdarahan arteri :
- memancar, pulsatil
- merah terang
- perdarahan hebat dan cepat (bisa syok hipovolemik)
Tatalaksana : eksplorasi segera dan ligasi arteri.

2. Perdarahan kapiler :
- merembes
- merah terang
- bisa syok hipovolemik jika luas
tatalaksanana : kompresi

3. Perdarahan vena :
- mengalir
- merah gelap
tatalaksana : kompresi langsung secara adekuat

PENILAIAN TERHADAP LUKA
1. Inspeksi luka : jenis luka, tahap penyembuhan luka , ukuran luka

* Jenis Luka
a. Jenis luka (Sebab) :
- Abrasi : akibat trauma gesek pada epidermis, jika luas -> kehilangan cairan tubuh, luka harus segera dicuci mencegah infeksi dan tatooing
- Kontusio : karena trauma tumpul atau ledakan, kerusakan jaringan luas, hematoma besar dan dapat menetap, dapat mengakibatkan infeksi dan compartement syndromes
- Laserasi : kekuatan trauma melebihi kekuatan regang jaringan (misal, robekan kulit akibat trauma tumpul) ---> insisi, tension laceration, crush laceration/compression laceration, kombinasi
- Kombinasi

b. Jenis luka (tingkat kontaminasi) :
- Luka bersih --> resiko infeksi <2%
- Luka bersih terkontaminasi --> resiko infeksi < 10%
- Luka terkontaminasi --> resiko infeksi <20%
- Luka kotor/terinfeksi --> terdapat perforasi traktus respiratorius, gastrointestinal, bilier atau genitourinarius, resiko infeksi <40%

c. Jenis luka (onset) :
- Luka akut
- Luka kronis : belum sembuh setelah 3 bulan

* Dasar luka
Keadaan dasar Luka :
- Jaringan nekrotik : berwarna hitam atau kecoklatan (escar)
- Slough : kekuningan dan menutupi luka, seperti serabut
- Jaringan granulasi :jaringan ikat yang mengandung banyak kapiler baru yang akan membantu penyembuhan dasar luka. merah jambu pucat atau kekuningan, mengkilat dan terlihat seperti tumpukan kelereng.
- Jaringan hipergranulasi : pembentukan jaringan granulasi berlebihan. mengganggu migrasi epitel sehingga memperlambat penyembuhan luka
- Jaringan epitel : berwarna putih keperakan atau merah jambu, merupakan epitel yang bermigrasi dari tepi luka. Fase akhir penyembuhan.
- Jaringan terinfeksi

* Lokasi luka
mempengaruhi pemilihan dressing.

* Ukuran Luka
harus di ukur panjang, lebar, lingkar luka dan luas dasar luka, serta peruahan ukuran luka setiap kali pasien datang

* Tipe dan jumlah eksudat
eksudat : serous, serohemoragis, hemoragis, purulen (pus) --> pemilihan dressing
eksudat mengandung banyak protein --> pemantauan kadar protein serum

* Bau
bau luka dikurangi dengan mengaplikasi balutan mengandung antibiotik, balutan mengandung karbon, laval therapy atau gel antibakteri.

* Nyeri
diidentifikasi sebab, kualitas, dan kuantitasnya

* Tepi luka
menyempit atau melebar, menggaung, membentuk kavitas, traktus atau sinus, curam, landai, reguler, iregular, meninggi

* Kulit di sekitar luka


Penatalaksanaan beberapa jenis Luka
tujuan :
1. menciptakan kondisi lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka
2. membersihkan luka dari eksudat dan jaringan nekrotik
3. Melindungi luka dari infeksi
4. Mengeliminasi faktor-faktor yang menggangu penyembuhan luka
5. Menstimulasi pertumbuhan jaringan baru
6. Mengembalikan fungsi
7. Memperbaiki kerusakan jaringan dengan gangguan kosmetik seminimal mungkin


ANESTESI LUKA

Agen anestetikum yang sering digunakan adalah lidocaine 1% atau bupivakain. penambahan epinefrin sebagai vasokonstrikto bertujuan untuk mengurangi perdarahan, dan memperpanjang efek anestesi. Epinefrin tidak boleh diberikan pada area yang divaskularisasi oleh end artery.
efek lidokai berakhir dalam 1 jam, sementara bupivakain dalam 2-4 jam


Mencuci luka
menggunakan air mengalir dan sabun
dilakukan pada :
1.luka dangkal
2. Luka dengan risiko tinggi terjadinya infeksi
Irigasi luka tidak boleh dilakukan pada :
1. Luka sangat luas
2. Luka sangat kotor
3. Luka dengan perdarahan arteri atau vena
4. Luka yang mengancam jiwa

Imunisasi Tetanus


Debridement luka
Debridement adalah proses mengangkat jaringan mati dan benda asing dalam luka untuk memaparkan jaringan sehat di bawahnya.
Kontra indikasi :
1. Penyakit stadium terminal
2. Terapi antikoagulan
3. Pyoderma gangrenosum

Penutupan Luka secara primer
Luka harus ditutup secara primer (dengan jahitan atau flap kulit) jika :
1. Struktur penting di bawah kulit terpapar (otot, tendo, tulang)
2. Luka terjadi di area di mana terbentuknya jaringan parut akan mengganggu fungsi dan mengakibatkan problem kosmetik.
Komplikasi :
1. infeksi
2. Dehidrasi jahitan
3. Benda asing tertinggal
4. Kerusakan jaringan yang lebih dalam tidak teridentifikasi
5. Pembentukan parut
Kontra indikasi :
1. Infeksi
2. Luka dengan jaringan nekrotik
3. Waktu terjadinya luka lebih dari 6 jam sebelumnya, kecuali bila luka di area wajah
4. Luka kotor yang tidak dapat dibersihkan sempurna
5. Perdarahan dari luka
6. diperkirakan terdapat "dead space" setelah dilakukan jahitan
7. Tegangan luka atau kulit disekitar luka terlalu tinggi

Jumat, 14 Mei 2010

Assalamu'alaykum... ^^

tharraaa....!! inilah blog pertamaku,,,, alhamdulillah....

Aku bukan penulis yang baik juga bukan blogger yang handal.. Namun, dari semangat coba-coba ini semoga bisa jadi sarana belajar buatku...

aminn... ^^