Selasa, 18 Mei 2010

18 Mei 2010

18 Mei 2010

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.Annur:35)

bissmillah..... alhamdulillah, hari ini Alloh mengingatkanku..

Hari ini adalah jadwalku konsultasi draft proposal dengan seorang dosen di rumah sakit. Dalam perjalanan, aku menemui banyak sekali cerita..ternyata memang banyak sekali orang disekitarku yang kurang beruntung.. T.T

Selesai ujian, aku dan seorang temanku segera berangkat menuju rumah sakit, kebetulan saja temanku juga ada keperluan di sana. Setibanya di rumah sakit, aku langsung menempatkan motor biruku di halaman parkir rumah sakit. Sekitar beberapa meter dari tempatku parkir, ada tempat pembuangan sampah. Bertumpuk-tumpuk sampah menebarkan aroma busuk, sangat busuk, bahkan kami pun tak tahan ada didekatnya, mau muntah rasanya.  Lalu segera saja aku tinggalkan tempat itu, dan langsung menuju ke dalam. Karena jadwal dokter yang sibuk, maka aku percepat langkahku menuju ruang PICU (pediatric intensive care unit) dimana dosenku sering transit setelah visite. Sesampainya di ruang picu, aku melihat beberapa bayi dan balita, tergeletak lemas berada di bed tidur dengan berbagai macam alat medis terpasang di tubuh. Orang tuanya dengan sabar duduk di samping bed si anak, membelai lembut si anak, mungkin dalam hatinya sedang menangis dan berdoa untuk kesembuhan anaknya. Sedih melihatnya, anak sekecil itu, dimana teman-teman sebayanya sedang asyik bermain, merasakan kasih sayang orang disekitarnya, namun ia harus tergeletak dengan penyakitnya bahkan mungkin ia tak tahu kalau ia sedang dibelai ibunya, ia harus berjuang melawan penyakitnya. Tak pernah terpikir dalam benakku, apa yang terjadi pada anak-anak seperti itu, di usianya yang masih muda, seharusnya matanya berbinar penuh harapan dan angan.


Beberapa saat aku berada di PICU, seorang perawat memberitahuku, bahwa dosen yang ku tunggu sedang visite. Ya sudahlah, memanfaatkan waktu menunggu, aku mengantar temanku dulu ke SMF bedah. Alhamdulillah, Alloh mempermudah jalanku, di tengah perjalanan, aku bertemu dengan dosen yang ku tunggu. Segera saja aku menghampirinya, dan menyampaikan maksud untuk mengumpulkan draft. Alhamdulillah, keperluanku dengan dosen selesai. Kami segera melanjutkan perjalanan ke SMF bedah, untuk menyelesaikan keperluan temanku. Begitu semua terselesaikan, kami bermaksud mengisi perut kami yang sedari pagi belum terisi. (lapaaarr.. :b )
Kami menuju food court setempat. Dalam perjalanan, lagi-lagi aku diingatkan oleh Alloh. Aku berjalan melewati ruang hemodialisa ( cuci darah) bagi para penderita ginjal. Dimana setiap waktu mereka harus mencuci darahnya, dikarenakan ginjal yang ada di dalam tubuhnya sudah tidak mampu melakukan kerjanya dengan optimal. Seketika, pikiranku melayang pada seorang pria separuh baya, yang saat ini bekerja di rumah kakak dari kakekku, sebut saja Bapak X. Ia adalah seorang penderita gangguan ginjal. Setiap meinggu ia harus mencuci darah dua kali seminggu. Hemodialisa berfungsi sebagai pengganti ginjal, disaat ginjal tak mampu melakukan fungsinya, dimana ginjal yang seharusnya mampu mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun dari peredaran darah melalui proses difusi, osmosis serta ultra filtrasi. Pada penderita gangguan ginjal, sisa metabolisme dan racun yang ada di dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan dan menumpuk dalam darah, dan akibatnya akan fatal dan menganggu metabolisme sistemik tubuh. Bapak X, harus menghabiskan biaya yang sangat banyak tiap kali hemodialisa, padahal satu minggu ia melakukannya 2 kali, berarti dalam satu bulan ia harus mencuci darahnya sebanyak 8 kali. Jika 8 kali cuci darah dikalikan dengan biaya adminstrasinya, entah berapa banyak biaya dan derita penyakit yang ia rasakan.


Setelah makan siang selesai, kami memutuskan untuk pulang. Aku kembali melewati tempat pembuangan sampah yang ada di halaman parkir,ehmm..masih bau yang sama..bau busuk,.. Ketika aku iseng menengok tempat pembuangan tersebut, ternyata di dalamnya ada seorang pemuda yang sedang mengais sampah. Astaghfirulloh, ternyata ia sedang mencari sesuap nasi dengan memulung. Begitu beratnya ia bekerja, menahan bau busuk disekitarnya, yang bahkan aku sendiri tidak kuat berlama-lama mencium bau yang menyengat dari sampah yang menggunung itu. Ia harus bertahan di dalamnya, demi mencari penghidupan....


Alloh sangat menyayangiku, Ia telah memberiku banyak nikmat, masa kecil yang indah, kesehatan yang begitu mahal dan Ia berikan segalanya untukku, serta kecukupan... namun, Astaghfirulloh, aku merasa malu, sangat malu..dengan begitu banyaknya nikmat yang Ia berikan padaku, aku malah sering melupakanNya...Astaghfirulloh..


"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah."
(QS. An-Nissa:28)

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS.Ar-Rahman:13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar